Twitter D.T Akan Diblokir, Benarkah?

RIFANFINANCINDO 

Rifanfinancindo - Semarang, Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkenal kerap mengunggah pernyataan kontroversial ke media sosial, baik Facebook maupun Twitter. Pernyataan itu antara lain terkait dengan ancaman terhadap lawan politik, diskriminasi religius, hingga serangan verbal terhadap jurnalis.

Mungkinkah suatu saat akun Twitter Presiden AS terpilih itu diblokir akibat kicauan-kicauannya itu? Bisa saja. Setidaknya, Twitter telah mengindikasikan kesungguhannya memblokir kicauan-kicauan yang meresahkan itu.

Sebagaimana dilansir dari Slate, Kamis (1/12/2016), kesungguhan Twitter tercermin dalam keputusan perusahaan baru-baru ini.

Twitter tak segan untuk memblokir para tokoh penting dan aktivis Alt-Right, sebuah pergerakan pro-Trump yang mengusung ide superioritas kulit putih, nasionalisme kulit putih, serta anti-semit.

Selain itu, saat ditanya kemungkinan untuk memblokir pejabat pemerintah atau presiden, seorang juru bicara Twitter menyatakan kesanggupannya. Menurut juru bicara tersebut, siapa pun, tak peduli siapa dirinya, bisa diblokir jika melanggar aturan Twitter.

“Twitter jelas memiliki aturan yang melarang ancaman kekerasan, pelecehan, ujaran kebencian, serta penyalahgunaan akun. Kami pasti akan bertindak bila menemukan akun yang melanggar aturan tersebut,” ujar juru bicara itu.

“Aturan Twitter berlaku untuk seluruh akun, termasuk berbagai akun yang sudah diverifikasi,” jawabnya lagi, saat ditanya mengenai kesanggupannya memblokir Trump.

Sedangkan di sisi lain, Facebook tampaknya punya sikap berbeda. CEO Facebook, Mark Zuckerberg lebih memilih untuk tidak menerapkan aturan standar mereka pada Presiden AS terpilih Trump.

Walau posting-an Trump di Facebook cenderung menyuarakan diskriminasi religius atau ras, pernyataannya tidak akan diblokir sama sekali.

“Tujuan utama kami adalah menjadi cermin yang memantulkan harapan komunitas. Kami sempat berpikir konten seperti itu akan membuat banyak orang tidak nyaman dan mereka pun tidak menginginkannya,” ujar Mark mengungkap alasan di balik keputusannya.

“Namun jika pernyataan itu datang dari seseorang Presiden AS dengan 60 juta orang yang followers, maka perlu ditanggapi dengan berhati-hati. Tidak bisa serta-merta disebut tidak adil,” imbuh Zuckerberg.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah